Jutaan makhluk
Indonesia yang seumuran sama gue mungkin banyak yang lagi seneng – senengnya habis
lihat namanya di web SNMPTN maupun di koran – koran karena keterima SNMPTN di
Universitas favorit. Tapi banyak juga yang harus sedih karena nggak
belum bisa lolos SNMPTN. Dan inilah gue, pemuda ganteng yang cenderung somplak
ini cuma bisa menangis di bawah jemuran sempak kala gue harus tahu kalau gue nggak
belum lolos SNMPTN di Universitas favorit gue. Hari-H pengumuman SNMPTN gue
dibikin deg – degan seharian. Beda banget pas gue nunggu pengumuman kelulusan
UN 2013 Jumat (24/5) kemarin yang santai, aman, damai, sentosa, gemah ripah loh
jinawi, dan nggak ada deg – degan sedikitpun. Iya, soalnya gue udah optimis, man, soal UN 2013 kalau gue bakalan
lulus dengan nilai yang amat baik. Jgerrr... Ngakses web SNMPTN tuh
rasanya gue nggak mau makan, kalaupun makan rasanya hambar kayak sayur tanpa
garam gitu deh. Nggak mau cepet – cepet beranjak dari mini-cafe tempat gue
nyedot Wi-Fi secara brutal, gue nunggu jam 16:00 muncul di depan mata gue. Tangan
serasa gemeteran kayak habis lihat Tukul Arwana berubah jadi ganteng dan maco,
mulut gue menganga lebar kayak habis lihat Luna Maya makan jengkol seabrek
gerobak, mata gue menyala kayak habis lihat Selena Gomez nembak gue buat jadi pacarnya
pembokatnya. Oke, mungkin gue bakal ditonjok Justin Bieber. Fine, lupain
mereka!!
FYI, waktu itu gue
milih SNMPTN buat masuk UGM. Memang dasarnya gue nggak tahu diri apa ya. Nggak
sadar kalau otak gue pas – pasan. Ckckckck.
Pilihan pertama gue milih
jurusan/fakultas Matematika. Lalu yang ke-dua gue milih jurusan Ilmu Geologi.
Tapi okelah, itu cuma gue yang ngarang sampai tinggi amat. *ketawa kecut*
Yang bener gue milih jurusan Sastra
Inggris dan Sastra Indonesia, man.
Cuma jurusan ini yang gue rasa otak gue nyantol. Bahasa Inggris, gue lumayan
jago. Gue pernah juara III karya sastra Inggris
(baca>> Lomba Pidato) tingkat Karesidenan
Surakarta buat ngewakilin sekolahan gue tercinta, SMK N 1 Klaten. Gue sempet kaget kenapa bisa gue yang jadi
juaranya. Dan ternyata lomba itu baru diadain kali pertamanya oleh sebuah
Universitas di Jawa Tengah, di karesidenan Surakarta tepatnya. *kamfrettt* Dan kabarnya,
kebanyakan SMA dari Kota gue, Klaten, waktu itu juga lagi sibuk Ujian Tengah
Semester (UTS). Kita makhluk SMK nggak kenal sama UTS. Apa itu UTS? Ujian Tidak
Serius kalau kata @benakribo. Ya udah, lupain hal – hal yang nggak penting buat
gue itu. Yang penting gue bisa bawa trophy Juara III Lomba Pidato Bahasa
Inggris itu. *berdiri sambil metenteng pake kaca mata hitam*
Dan nggak kalah
keren juga, karya gue yang lain adalah film Berbahasa Inggris gue sama teman –
teman cowok yang satu kelas sama gue berhasil jadi The Best English Indie Movie tingkat
SMK N 1 Klaten. *eaaak* Gue dan teman – teman seperjuangan gue harus melawan 13
kelompok lain dari jurusan Broadcast TV dan Perfilman di seluruh antero jagad
SMK N 1 Klaten. Di film itu kebetulan gue jadi Script Writer sekaligus jadi Director.
#IamDirector *evil laugh*
Lalu gimana dengan jurusan
pilihan gue yang ke-dua, Bahasa Indonesia? Jah, Bahasa Indonesia apalagi. Fyi,
gue pernah juara membuat puisi cinta buat nananina gue. Gue harus bersaing
dengan banyak lawan. Iya, gue ngelawan otak gue yang stress karena harus gue
peras otak gue dan gue suruh kerja keras buat mikir idenya. Belum lagi gue
orangnya moody. Belum lagi juga
urusan perut. Menurut gue itu semua merupakan lawan yang hebat dan gila, man. Hingga pada akhirnya gue mampu
membuat nananina gue tersenyum lebar tanpa ada halangan karena puisi
menjijikkan itu. Urusan tulis – menulis mungkin gue jagonya (tapi ngimpi). Dan
kenyataannya gue nggak belum bisa lolos. So, mulai saat ini gue harus rela ngikhlasin dan menerima kenyataan
kalau gue nggak belum keterima di UGM. Dari 3 jawaban Allaah setelah
kata “YA”, mungkin Allaah ada 2
jawaban lain buat gue soal kepenginan gue buat studi di universitas sangar ini.
Kalau nggak “Ya, tapi belum saatnya”,
mungkin “Aku punya rencana lain untukmu,
wahai hamba-KU”. Tetep husnuzhon
lah sama Allaah. Percaya aja, Allaah punya jutaan rencana indah bagi hamba-NYA
yang selalu bersyukur dan ber-husnuzhon
kepada-NYA. Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.
Dengan sedikit berat
hati, dalam relung hati gue yang paling dangkal dalam gue berkata, “bye – bye UGM.... semoga gue bisa sekolah di Universitas kece badai ini tahun depan”.
*meluk satpam UGM*
Eh,
cerita gue belum selesai, man !!
Gue
nggak sendirian pas hari-H pengumuman SNMPTN kemarin. Di samping gue ada mantan
pacar idaman gue, yang selalu nemenin gue di saat gue butuh, di saat suka
maupun duka. Namanya “Iyem”,
walaupun kadang anak ini nyebelin tapi gue tetep sayang sama nih anak. Nggak tau
kenapa anak ini selalu ngangenin walau hujan badai datang silih berganti
(backsound : Owl City – Vanilla Twilight).
Oke, cukup sampai di sini basa –
basinya ya.
Iyem juga seumuran
sama gue. Sama –sama kelas XII SMK yang lagi panas – panasnya nungguin kabar
kelolosan SNMPTN sambil mantengin wajah Iyem yang #ahsudahlah jam
dinding mini-cafe sampai tepat jam 16:00 danjuga web horror buat hari itu, snmptn.ac.id. Iyem ngambil Universitas
Sebelas Maret alias UNS Surakarta jurusan Diskomvis, man. Itu nama kerennya
Disain Komunikasi Visual. Iyem emang suka gambar. Gue akuin kekuatan
menggambarnya memang lumayan keren. Beda dengan gue yang kalau gambar cuma bisa
gambar stickman. Itu merupakan tamparan keras bagi gue selaku siswa
Broadcast TV dan Perfilman. Kalau dapat jobdesc yang menyangkut gambar –
menggambar kayak Director Of Photography
dan Art Director, gambar floorplan + sketching storyboard aja
gue udah angkat tangan. Gila aja, gue dikalahin sama siswi Akuntansi buat
urusan gambar – menggambar *plak*
Lupakan sajalah! Gue belajar gambarnya
kapan – kapan aja. Haha
Oke, SNMPTN UGM gue nggak
belum diterima. Nasib buruk juga dialami Iyemku. Iyem juga belum
diterima di UNS. Sontak saat itu juga mata Iyem langsung berkaca – kaca kayak mau
nangis gitu, man. Dalam otak gue, gue
pengin meluk sambil bilang “Sayang udah ya, jangan sedih apa lagi nangis. Universitas
nggak cuma satu aja kok. Percaya kan, ada seribu jalan menuju hatimu Roma?
Ada seribu jalan juga menuju Universitas favorit” *zzzlebbs* seketika gue
tersadar kalau itu cuma bayangan keji gue aja ke mantan pacar gue. Oke
fine. Sebagai cowok gentlemen dan maco, tapi bukan Mantan Cowok, gue
nyoba nyemangati Iyem. Gue hibur dia pake guyonan yang menurut gue vague banget macam iklan snack Tori –
Tori di layar kaca Indonesia. Tapi
untungnya Iyem senyum – senyum, man.
Wajahnya kembali ceria, merah, dan menggemaskan setelah gue hibur. Oke, Iyem. Tetap semangat ya? Berarti belum
rejekinya kalau di UNS, itu gue ngomong sendiri sama foto Iyem. Kebetulan
ayah Iyem juga kurang srek juga kalau
anak ke-dua-nya dari empat bersaudara ini harus kuliah di Surakarta. Penginnya
di Jogja gitu katanya. Oya, for your info aja, kota gue diapit sama kota – kota
besar yang kece. Kota gue Klaten, man. Adalah kota (agak) besar yang berada tepat
di tengah – tengah, antara Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat.
Tinggal milih kalau mau kuliah yang deket. Jogja – Solo itu pilihan terdekat. Enak
kan di kota gue? Klaten Surakarta Hadiningrat, Toto Titi Tentrem Kertoraharjo.
*ngibas poni*
Buat
Iyem, jangan terus patah semangat buat ngejar cita – cita ya? Nggak jadi di
Solo, Jogja punya banyak universitas keren. Lebih banyak malahan. Ya to?
*senyum manis sambil ngarep dipeluk* [-_-]”
Doa terbaik selalu
ada buat Iyem. Nggak jadi di Universitas Negeri ya di Swasta. Semoga Iyem
diterima di universitas pilihan ke-dua ini ya. Allaah meridhoimu. Aamiin.
Jangan lupa doain yang terbaik buat gue ya, Iyem, dan tidak lupa juga teman –
temanku, yang terpaksa gue sayangi dan bisa dibanggakan.
Buat
teman – teman yang nggak belum lolos jalur SNMPTN, tenaaaang!! Masih ada
jalur SBMPTN, jalur darat, udara, dan laut! (Sori sori, out of
focus)
Oke, Let us positive thinking, dude. Allaah Subhaanahu Wa Ta’ala bersama
kita semua. Sesungguhnya Dia selalu dekat dengan kita. Lagian juga, ini bukan
akhir dari segalanya, man. Kalau gue,
mungkin gue bakalan nerusin studi S-1 gue tahun 2014 yang akan datang. Gue mau Nyambut
Damel dulu. Itu Bahasa
Inggrisnya kata “bekerja”, man. Nabung dulu dah buat kehidupan gue
yang harus gue jalanin secara mandiri. Gue nggak mau dong terus – terusan
bergantung pada orang tua gue, khususnya Mama. Kasihan kan kalau Mama terus?!
Memang, Mama lah yang ngurusin gue sama dua saudara gue dari kecil. Abang gue
udah bisa mandiri di Ibukota. Tinggal giliran gue yang bantu Mama, bantu adek
gue juga buat nerusin studi SLTA-nya. Iya, sejak Papa sama Mama pisah,
kehidupan keluarga gue mulai acakadut. Perekonomian keluarga gue lama –
kelamaan juga jadi surut. Untung gue punya Mama yang hebat. Mama-lah yang jadi
tulang punggung keluarga gue. Gue udah biasa hidup tanpa Papa. Gue juga udah
bisa move-on dari keterpurukan yang sempet gue alamin kala gue masih SD dan
belum tahu apa – apa, dan setiap harinya cuma nangis kayak banci nggak kebagian
om – om. Eh, sori sori, gue malah jadi curhat panjang. *muka bego*
Oya, buat teman – teman gue yang udah
lolos SNMPTN, SELAMAT YA?! Tetap emban amanah Allaah dengan baik! Kalian lolos
juga karena Allaah percaya sama kalian. Kembalikan semua kepada Allaah.
Buktikan kepada orang – orang yang kalian sayangi bahwa kalian bisa mengemban
amanah itu dengan baik. Ingat, jangan suka pulang malam! Entah, ini apa
hubungannya gue nggak tahu juga, kamfrett! (efek makan kemenyan gue jadi bijak
banget) ^^v
And, the last.....
Kuharap suatu saat Iyem baca tulisan 4L@y di blog amatiran bikinan gue
ini. (backsound : Mocca – My Only One)
THIS IS THE END OF THE TEXT
SEKIAN & SAMPAI JUMPA