Rabu, 29 Mei 2013

“CALON MAHASISWA GAGAL”



 
Jutaan makhluk Indonesia yang seumuran sama gue mungkin banyak yang lagi seneng – senengnya habis lihat namanya di web SNMPTN maupun di koran – koran karena keterima SNMPTN di Universitas favorit. Tapi banyak juga yang harus sedih karena nggak belum bisa lolos SNMPTN. Dan inilah gue, pemuda ganteng yang cenderung somplak ini cuma bisa menangis di bawah jemuran sempak kala gue harus tahu kalau gue nggak belum lolos SNMPTN di Universitas favorit gue. Hari-H pengumuman SNMPTN gue dibikin deg – degan seharian. Beda banget pas gue nunggu pengumuman kelulusan UN 2013 Jumat (24/5) kemarin yang santai, aman, damai, sentosa, gemah ripah loh jinawi, dan nggak ada deg – degan sedikitpun. Iya, soalnya gue udah optimis, man, soal UN 2013 kalau gue bakalan lulus dengan nilai yang amat baik. Jgerrr... Ngakses web SNMPTN tuh rasanya gue nggak mau makan, kalaupun makan rasanya hambar kayak sayur tanpa garam gitu deh. Nggak mau cepet – cepet beranjak dari mini-cafe tempat gue nyedot Wi-Fi secara brutal, gue nunggu jam 16:00 muncul di depan mata gue. Tangan serasa gemeteran kayak habis lihat Tukul Arwana berubah jadi ganteng dan maco, mulut gue menganga lebar kayak habis lihat Luna Maya makan jengkol seabrek gerobak, mata gue menyala kayak habis lihat Selena Gomez nembak gue buat jadi pacarnya pembokatnya. Oke, mungkin gue bakal ditonjok Justin Bieber. Fine, lupain mereka!!
FYI, waktu itu gue milih SNMPTN buat masuk UGM. Memang dasarnya gue nggak tahu diri apa ya. Nggak sadar kalau otak gue pas – pasan. Ckckckck.
Pilihan pertama gue milih jurusan/fakultas Matematika. Lalu yang ke-dua gue milih jurusan Ilmu Geologi. Tapi okelah, itu cuma gue yang ngarang sampai tinggi amat. *ketawa kecut*
Yang bener gue milih jurusan Sastra Inggris dan Sastra Indonesia, man. Cuma jurusan ini yang gue rasa otak gue nyantol. Bahasa Inggris, gue lumayan jago. Gue pernah juara III karya sastra Inggris (baca>> Lomba Pidato) tingkat Karesidenan Surakarta buat ngewakilin sekolahan gue tercinta, SMK N 1 Klaten. Gue sempet kaget kenapa bisa gue yang jadi juaranya. Dan ternyata lomba itu baru diadain kali pertamanya oleh sebuah Universitas di Jawa Tengah, di karesidenan Surakarta tepatnya. *kamfrettt* Dan kabarnya, kebanyakan SMA dari Kota gue, Klaten, waktu itu juga lagi sibuk Ujian Tengah Semester (UTS). Kita makhluk SMK nggak kenal sama UTS. Apa itu UTS? Ujian Tidak Serius kalau kata @benakribo. Ya udah, lupain hal – hal yang nggak penting buat gue itu. Yang penting gue bisa bawa trophy Juara III Lomba Pidato Bahasa Inggris itu. *berdiri sambil metenteng pake kaca mata hitam*
Dan nggak kalah keren juga, karya gue yang lain adalah film Berbahasa Inggris gue sama teman – teman cowok yang satu kelas sama gue berhasil jadi The Best English Indie Movie tingkat SMK N 1 Klaten. *eaaak* Gue dan teman – teman seperjuangan gue harus melawan 13 kelompok lain dari jurusan Broadcast TV dan Perfilman di seluruh antero jagad SMK N 1 Klaten. Di film itu kebetulan gue jadi Script Writer sekaligus jadi Director. #IamDirector *evil laugh*
Lalu gimana dengan jurusan pilihan gue yang ke-dua, Bahasa Indonesia? Jah, Bahasa Indonesia apalagi. Fyi, gue pernah juara membuat puisi cinta buat nananina gue. Gue harus bersaing dengan banyak lawan. Iya, gue ngelawan otak gue yang stress karena harus gue peras otak gue dan gue suruh kerja keras buat mikir idenya. Belum lagi gue orangnya moody. Belum lagi juga urusan perut. Menurut gue itu semua merupakan lawan yang hebat dan gila, man. Hingga pada akhirnya gue mampu membuat nananina gue tersenyum lebar tanpa ada halangan karena puisi menjijikkan itu. Urusan tulis – menulis mungkin gue jagonya (tapi ngimpi). Dan kenyataannya gue nggak belum bisa lolos. So, mulai saat ini gue harus rela ngikhlasin dan menerima kenyataan kalau gue nggak belum keterima di UGM. Dari 3 jawaban Allaah setelah kata “YA”, mungkin Allaah ada 2 jawaban lain buat gue soal kepenginan gue buat studi di universitas sangar ini. Kalau nggak “Ya, tapi belum saatnya”, mungkin “Aku punya rencana lain untukmu, wahai hamba-KU”. Tetep husnuzhon lah sama Allaah. Percaya aja, Allaah punya jutaan rencana indah bagi hamba-NYA yang selalu bersyukur dan ber-husnuzhon kepada-NYA. Aamiin Yaa Rabbal ‘aalamiin.
Dengan sedikit berat hati, dalam relung hati gue yang paling dangkal dalam gue berkata, “bye – bye UGM.... semoga gue bisa sekolah di Universitas kece badai ini tahun depan”. *meluk satpam UGM*

Eh, cerita gue belum selesai, man !!

            Gue nggak sendirian pas hari-H pengumuman SNMPTN kemarin. Di samping gue ada mantan pacar idaman gue, yang selalu nemenin gue di saat gue butuh, di saat suka maupun duka. Namanya “Iyem”, walaupun kadang anak ini nyebelin tapi gue tetep sayang sama nih anak. Nggak tau kenapa anak ini selalu ngangenin walau hujan badai datang silih berganti (backsound : Owl City – Vanilla Twilight).
Oke, cukup sampai di sini basa – basinya ya.
Iyem juga seumuran sama gue. Sama –sama kelas XII SMK yang lagi panas – panasnya nungguin kabar kelolosan SNMPTN sambil mantengin wajah Iyem yang #ahsudahlah jam dinding mini-cafe sampai tepat jam 16:00 danjuga web horror buat hari itu, snmptn.ac.id. Iyem ngambil Universitas Sebelas Maret alias UNS Surakarta jurusan Diskomvis, man. Itu nama kerennya Disain Komunikasi Visual. Iyem emang suka gambar. Gue akuin kekuatan menggambarnya memang lumayan keren. Beda dengan gue yang kalau gambar cuma bisa gambar stickman. Itu merupakan tamparan keras bagi gue selaku siswa Broadcast TV dan Perfilman.  Kalau dapat jobdesc yang menyangkut gambar – menggambar kayak Director Of Photography dan Art Director, gambar floorplan + sketching storyboard aja gue udah angkat tangan. Gila aja, gue dikalahin sama siswi Akuntansi buat urusan gambar – menggambar *plak*
Lupakan sajalah! Gue belajar gambarnya kapan – kapan aja. Haha
Oke, SNMPTN UGM gue nggak belum diterima. Nasib buruk juga dialami Iyemku. Iyem juga belum diterima di UNS. Sontak saat itu juga mata Iyem langsung berkaca – kaca kayak mau nangis gitu, man. Dalam otak gue, gue pengin meluk sambil bilang “Sayang udah ya, jangan sedih apa lagi nangis. Universitas nggak cuma satu aja kok. Percaya kan, ada seribu jalan menuju hatimu Roma? Ada seribu jalan juga menuju Universitas favorit” *zzzlebbs* seketika gue tersadar kalau itu cuma bayangan keji gue aja ke mantan pacar gue. Oke fine. Sebagai cowok gentlemen dan maco, tapi bukan Mantan Cowok, gue nyoba nyemangati Iyem. Gue hibur dia pake guyonan yang menurut gue vague banget macam iklan snack Tori – Tori di layar kaca Indonesia. Tapi untungnya Iyem senyum – senyum, man. Wajahnya kembali ceria, merah, dan menggemaskan setelah gue hibur. Oke, Iyem. Tetap semangat ya? Berarti belum rejekinya kalau di UNS, itu gue ngomong sendiri sama foto Iyem. Kebetulan ayah Iyem juga kurang srek juga kalau anak ke-dua-nya dari empat bersaudara ini harus kuliah di Surakarta. Penginnya di Jogja gitu katanya. Oya, for your info aja, kota gue diapit sama kota – kota besar yang kece. Kota gue Klaten, man. Adalah kota (agak) besar yang berada tepat di tengah – tengah, antara Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat. Tinggal milih kalau mau kuliah yang deket. Jogja – Solo itu pilihan terdekat. Enak kan di kota gue? Klaten Surakarta Hadiningrat, Toto Titi Tentrem Kertoraharjo. *ngibas poni*
            Buat Iyem, jangan terus patah semangat buat ngejar cita – cita ya? Nggak jadi di Solo, Jogja punya banyak universitas keren. Lebih banyak malahan. Ya to? *senyum manis sambil ngarep dipeluk* [-_-]”
Doa terbaik selalu ada buat Iyem. Nggak jadi di Universitas Negeri ya di Swasta. Semoga Iyem diterima di universitas pilihan ke-dua ini ya. Allaah meridhoimu. Aamiin. Jangan lupa doain yang terbaik buat gue ya, Iyem, dan tidak lupa juga teman – temanku, yang terpaksa gue sayangi dan bisa dibanggakan.
            Buat teman – teman yang nggak belum lolos jalur SNMPTN, tenaaaang!! Masih ada jalur SBMPTN, jalur darat, udara, dan laut! (Sori sori,  out of focus)
Oke, Let us positive thinking, dude. Allaah Subhaanahu Wa Ta’ala bersama kita semua. Sesungguhnya Dia selalu dekat dengan kita. Lagian juga, ini bukan akhir dari segalanya, man. Kalau gue, mungkin gue bakalan nerusin studi S-1 gue tahun 2014 yang akan datang. Gue mau Nyambut Damel dulu. Itu Bahasa Inggrisnya kata “bekerja”, man. Nabung dulu dah buat kehidupan gue yang harus gue jalanin secara mandiri. Gue nggak mau dong terus – terusan bergantung pada orang tua gue, khususnya Mama. Kasihan kan kalau Mama terus?! Memang, Mama lah yang ngurusin gue sama dua saudara gue dari kecil. Abang gue udah bisa mandiri di Ibukota. Tinggal giliran gue yang bantu Mama, bantu adek gue juga buat nerusin studi SLTA-nya. Iya, sejak Papa sama Mama pisah, kehidupan keluarga gue mulai acakadut. Perekonomian keluarga gue lama – kelamaan juga jadi surut. Untung gue punya Mama yang hebat. Mama-lah yang jadi tulang punggung keluarga gue. Gue udah biasa hidup tanpa Papa. Gue juga udah bisa move-on dari keterpurukan yang sempet gue alamin kala gue masih SD dan belum tahu apa – apa, dan setiap harinya cuma nangis kayak banci nggak kebagian om – om. Eh, sori sori, gue malah jadi curhat panjang. *muka bego*
Oya, buat teman – teman gue yang udah lolos SNMPTN, SELAMAT YA?! Tetap emban amanah Allaah dengan baik! Kalian lolos juga karena Allaah percaya sama kalian. Kembalikan semua kepada Allaah. Buktikan kepada orang – orang yang kalian sayangi bahwa kalian bisa mengemban amanah itu dengan baik. Ingat, jangan suka pulang malam! Entah, ini apa hubungannya gue nggak tahu juga, kamfrett! (efek makan kemenyan gue jadi bijak banget) ^^v
And, the last..... Kuharap suatu saat Iyem baca tulisan 4L@y di blog amatiran bikinan gue ini. (backsound : Mocca – My Only One)


THIS IS THE END OF THE TEXT
SEKIAN & SAMPAI JUMPA